Selasa, 30 September 2014

Masih ingat note-ku yang "(Kamukah) Tempat Singgahku yang Baru?"
Hehe, entahlah, aku jadi sedikit meragu disatu pihak, dan ingin mencoba meyakini lagi di pihak lain.
Padahal apa fungsinya sekalipunberhasil meyakininya lagi?
Ah, hanya demi menenangkan diri sendiri (lagi) pasti.

Lampu hijau di sudut kotak chat itu (hampir) selalu menyala.
Tapi tak ada satupun dari kita yang berbicara.
Kenapa?
Padahal aku selalu mencuri-curi berita dari berandamu, tanpa kamu tahu tentu saja.

Lalu sekalinya ada tanda tanya, kenapa jawabnya begitu singkat-singkat saja.
Baik aku pun kamu.
Kenapa?
Padahal aku selalu punya seribu cerita yang ingin kusampaikan, seribu keluhan yang ingin kucarikan solusinya.

Sekalinya kita berbincang, kenapa bahasa kita berbeda?
Satu kata yang bisa menggambarkannya, kaku.
Kau sebut namaku dengan nama pertama, lengkap.
Ah, aku tak suka.
Kenapa?
Karena itu terbaca sangat formal.
Kenapa (lagi)?
Padahal dulu tidak, padahal dulu bahkan kamu memanggilku sesukamu.
Padahal dulu kamu dengan seenaknya memperlakukanku.
Padahal dulu ... kamu tidak begitu.
Kenapa?
Kenapa tak ada lagi aku dan kamu yang bahkan bisa bertengkar seenaknya?
Kenapa tak ada lagi aku dan kamu yang bahkan bisa saling meng-iri-i satu dengan yang lain?

Kini... bahkan hanya aku yang memandang ke arahmu, meng-iri-i mu.
Kini... bahkan hanya aku yang mencoba meluruhkan kekakuan itu.
Iya, hanya aku.

Padahal, mana bisa jika hanya ada satu hati yang bergerak.
Maka, sudah selayaknya jika dari awal aku berpikir tidak dan menolak pemikiranku yang tidak berkata tidak.
Ah, sudahlah, sudahlah, sudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar