Senin, 10 Desember 2012

Demi Waktu

Demi waktu. Umurku 20 tahun dan hampir 21 tahun. Ayahku? Hari ini beliau berulang tahun yang ke-67 tahun, seumur dengan NKRI. Eheh, Selamat Ulang Tahun Ayah. Semoga pertambahan umurmu membawa barokah dan semoga diberi panjang umur selalu! Aamiin =)
Beliau sosok sederhana, guru kesederhanaan dalam hidupku. J Beliau mengajarkan tentang kejujuran, dan terutama keikhlasan.  Sosoknyalah yang menjadi tumpuan. Selalu. Meski kini usianya tak lagi bisa dibilang muda. Meski kini ia tak lagi bekerja dan hanya seorang purnawirawan pegawai negeri sipil. Jika dibanding dengan Ayah dari teman-teman lain yang masih muda, mungkin gaji beliau tak seberapa. Tapi dia segalanya. Pelajaran dan kebermaknaan tidak hanya harus diukur dari sebatas gaji dan harta.
Dua hari yang lalu aku pulang ke ‘rumah’. Mendapat wejangan dari beliau, seperti biasa. Mulai dari duniawi hingga urusan dengan-Nya. Serta tersebut pula harapan beliau akan aku. Akan keinginannya untuk membiayaiku hingga S2, bahkan lebih jika perlu. Dengan ucapan yang sederhana pula. “ Semoga saja Bapak dapat rejeki, dan bisa nyekolahin kamu hingga S2”. Lalu beliau tersenyum.
Deg! Allah... Jantungku seakan melonjak. Rasa bersalah menjalar.
                Ayah.... hari ini aku ingin membuat pengakuan. Mungkin secara sederhana pula, sedangkal pola pikir yang aku mampu. Ayah... ma’af. Dua tahunku di sini berjalan tanpa terasa ada yang istimewa. Sungguh, aku tidak ingin mengatakannya tapi ini benar adanya. Aku bosan, dan ingin mencari sesuatu yang baru. Aku merasa lelah dan terkadang mencuri waktu untuk kesenanganku. Imanku yang tipis bahkan hampir terkuras habis. Ayah... aku malu jika harus berhadapan denganmu. Dan Ayah... sekali lagi ma’afkan anakmu...
Demi waktu. Aku tidak tahu kapan sisa waktuku dan sisa waktumu. Aku takut tidak memiliki cukup waktu untuk mewujudkan keinginanmu. Aku malu, ketika harus mengakui bahwa aku melakukan semua ini dengan penuh kesadaran. Dan aku malu, harus mengecewakan engkau dari belakang.
Untuk itu Ayah, dihari ulang tahunmu yang ke-67 aku tidak hanya ingin sekedar berjanji. Janji mudah terucap, tapi bukan berarti tidak mudah untuk diingkari. Aku Ayah, putrimu, mungkin akan lama bertransformasi menjadi seperti apa yang engkau inginkan. Namun Ayah, beri aku kesempatan. Sekali lagi... Meski aku tahu, akan selalu ada beribu-ribu kesempatan yang engkau berikan tanpa aku minta.
Ayah, aku tuliskan keinginanmu dalam peta besar project langkah hidupku. Akan aku hapus kebosananku dan mengubahnya menjadi sebuah kesenangan. Aku tidak tahu sesanggup apa aku. Yang aku tahu, akan selalu ada jalan bagiku untuk mampu memenuhi keinginanmu. Aku coba Ayah. Engkau tahu? Senyummu dan Ibu lah yang membuatku mampu bertahan tegar. Di sini, tak kan kusia-siakan pengorbananmu serta akan aku ukir keinginanmu, jauh ke dalam. Di sini *Tunjuk ke arah jantung*
Terimakasih Ayah, atas segalanya. Atas pengorbanan, keinginan, harapan, kesempatan dan keinginanmu. Sekali lagi, Happy Birthday Ayah, Fanani, BcHk. Semoga Allah selalu menjaga kesehatanmu dan Ibu. Barakallah. Aamiin. J
-With Love, your younger daughter-

Minggu, 04 November 2012

Just a statement

Actually, it's hard to make this statement.
From the first sight.
It's looks like we are equal.
Then day by day, month to month, till two years.
Something different happened. 
You have been show up who you are.
Then, i feel so little and can't having the same thing to do like before.
Yeah, we are different.
I'm lightened by you.
To me, it's looks like a mistake.
Why are you transformed become the true you at the last time?
Why not from the first so that i can understand?
Afraid of you.
Afraid of losing and loving you...
But, have a thousand of reason. 
Can't communicate this statement to someone else.
Then, I believe, one day, this feeling will burn up...
Just need to wait that time come to me, and all is well.:)
Thanks for everything.
For being the reason to change in a better way.:))
Succes!!


Sabtu, 27 Oktober 2012

'tergampar'

Fuih. Rasanya gak berasa. Hanya helaan nafas berat yang makin terasa. Campur aduk. Diantara hilang dan kehilangan. Allah... tak lagi aku hendak berkata mengapa. Aku tau sejelas-jelasnya meski aku hanya menerka. Yang aku tau, saat ini, detik ini, aku lebuuuur bersama waktu. 

Aku tak hendak mengeluh di sini, meski Engkau dan aku tau bahwa aku tak lepas dari keluhan karena aku hanyalah ciptaan-Mu. Terimakasih Allah, atas 'gamparan' halus-Mu. Aku tau itu tanda sayangmu padaku. Terimakasih Allah, karena Engkau telah mengabulkan do'aku untuk membukakan mataku dengan cara-Mu. :)

Saat ini Allah, akupun tak hendak berkata muluk-muluk. Tak hendak berjanji yang muluk-muluk. Hanya sebatas komitmen Allah.. Akupun tak yakin mampu untuk memenuhi komitmen ini seutuhnya. Tak yakin pula di depan sana nantinya akan baik-baik saja. Yang aku yakini hanya satu, bahwa dulu, saat ini, nanti dan sampai kapanpun, Engkau akan selalu ada, menemani sekaligus mengawasi.

Akan aku jadikan ini sebagai sebuah pembelajaran, Allah. Terimakasih pula karena Engkau memberikanku kesempatan untuk berkonflik dengan orang luar dan telah menjadikanku sadar bahwa konflik dengan diriku sendiri  yang selama ini ada itu hanya buatanku seorang. :) Aku tau orang lain kecewa. Akupun kecewa pada diriku sendiri. :') Berjanjipun mungkin hanya akan menjadi pemanis bibir yang percuma, bukan? Hanya dan harus bisa bertindak untuk membuktikan. Aah, ada banyak daftar yang harus aku lakukan. :) Harus. 

Seperti apapun aku nanti, hanya perlu berfikir sepositif-postifnya sekalipun fakta berkata negatif.
Seperti apapun aku nantinya, hanya perlu bertindak positif, berfikir positif, bertutur kata positif. 

Selaraskan tindakan, perasaan, ucapan dan fikiran.
Berasa 'tergampar'. Aku sadar sesadarnya-sadarnya bahwa aku tidak mampu 'berdiri sendiri'. Aku sadar sesadar-sadarnya bahwa aku hanya seonggok debu di lautan pasir yang hanya akan mampu terbang ketika dibawa angin. :) 
Terimakasih, angin-anginku.
Terima kasih, para penopang yang datang tanpa diminta. 
Terimakasih, motivator dan inspirator yang memberi semangat meskipun tanpa sadar.
Terimakasih, Allah, atas 'gamparan' halus-Mu yang begitu menyadarkanku dan membuat mata hatiku terbuka. Dan bahkan, bukan hanya di aspek ini, tapi luaaaas tak terhingga. :)

Minggu, 14 Oktober 2012

Random Part #3

Sempet sekilas ngedenger one advice dari FTV "Me and My Dad" yang diputer tadi siang. One of them ever said, " Jangan pernah merasa kesal karena orang di sekitar jauh lebih menonjol dari kita." then... "tapi tunjukkan sesuatu yang bisa mencuri perhatian orang lain." 

It's looks like #jleeeeb. -___- Yeah. Sometimes having a feel like this. Semburat, kadang susah untuk diterjemahkan. Tapi memang, hidup dalam bayangan orang lain itu sh*t banget. Jealous may be. fufufu. Ada beberapa tipe orang yang dengan mudah bisa membaur dengan orang lain dan bahkan mampu menjadi pusat perhatian dengan sekejap. Aku? Terkadang malah tidak punya celah untuk menembus dinding perhatian itu. Cih. 

Sometimes, ini juga yang ngebuat gue berfikir bahwa sebenernya kharakter pemain utama dalam dunia nyata itu beneran ada. He/she got everything easily. Kayak udah di setting jadi pusat perhatian, right? Semua, S.E.M.U.A ngeliat ke dia, baik, buruk, teteeep aja ngeliat dia yang paling bener. :)

Then.... *thingking again* Pfuuh. So what juga sihh. Kalo dulu gue mikir keras banget buat problem yang kek gini. Sekarang? Enggak. Yaudah sih, itu rejekinya mereka kalo jadi trend center. :) Think deeply again, itu bukan salah mereka kalo mereka emang humble dan nyenengin. :) Gue? Ya gini ini nih, :) Harus ya ngikutin gaya mereka, nge-humble humble in diri padahal gue nggak nyaman dan tau kalo itu bukan gue banget? Enggak kan? :) So what. :p humble penting siiih, tapi kalo humblenya gue berbatas, nggak se-natural mereka yg udah dikasih anugerah buat jadi miss/mr. humble, terus gue harus jungkir balik gitu? *ngekeh*

Itu satu. Random yang kedua. Men, sometimes feel so tired. Oke, gw ngaku! Jealous itu saat gue g bisa ngapa-ngapain buat nolong orang, sedangkan ada orang lain yang ternyata bisa nolong. Bingung maknanya? Iya, sama. gue juga bingung. -_-

Rabu, 12 September 2012

Notebook

Yang ada dihadapanku saat ini hanya seonggok notebook. Aku tak memujanya, namun terkadang aku hanya seolah olah tak bisa hidup tanpanya. Aku tak akan mati tanpa ia, namun sebagian dari diriku hanya akan hilang bersamanya. Dia sebagian dari aku karena aku berada di dalam dirinya. 

Aku suka berceloteh apapun, tentang siapapun dan bagaimanapun. Ia tak akan banyak omong saat aku mulai bercerita. Hanya mengerdip-ngerdipkan kursornya, atau terkadang mendengung, pertanda aku telah lama bercengkerama dengannya. Dan dia mampu menjaga rahasiaku.

Aku suka tulisan. Terkadang memahami sebuah buku terasa begitu mudah ketimbang memahami ucapan. Bagiku, dibalik sebuah ucapan, tersimpan ribuan makna. Kadang aku malas menyibakkan makna kamuflase itu. Dunia terasa terlihat begitu ambigu ketika makna-makna itu keluar satu persatu dan menuntutku menemukan jawaban yang benar diantara ribuan. Aku suka tulisan. Ia menuturkan satu persatu gambaran 'rasa' si empunya dengan gamblangnya. Dan aku benci ucapan. Yang terkadang diucapkan dengan mimik sedikit berbedapun mampu menipu.

Aku suka tulisan. Tulisan itu dibuat dari hasil pemikiran yang lebih berulang-ulang. Setidaknya, ketika ada salah satu kata yang salah dan kata itu masih dapat dihapuskan. Dan aku benci ucapan. Salah satu kata saja, sudah terlanjur, tak mungkin dicabut. Terkadang kata-kata yang disusun dalam tulisan dan ucapan sama. Namun, kata-kata dalam ucapan mampu 'membunuh' puluhan kali ketimbang tulisan. Ucapan adalah bahasa 'terjujur' yang muncul dari refleks yang begitu cepat. Sedang tulisan, meski bermakna sama dan dimaksudkan untuk menyinggung, ya itulah yang sebenarnya. Hasil dari pemikiran yang sedikit lebih berulang.

Aku suka menulis. Notebookku ini terkadang sampai lelah menemaniku menulis. Aku memang tak pandai menulis. Ya, aku tau. Tapi aku suka menulis. Tulisan mampu menyimpan 'rasa' meski hanya secuilnya. Tak apa. ~ 

Hanya saja, demi Allah, aku menyayangi mereka tak peduli seberapa bodohnya aku, seberapa rumitnya aku. Aku begitu menikmati dan menyukai mereka, ketika mereka bercengkerama di sekelilingku. Ya, otakku memang sedikit rumit. Dan bahkan terkadang hal yang sepele pun mampu dibuatnya rumit hingga terkadang aku dibuatnya tertawa sendiri kala menyadarinya. :)

Sabtu, 08 September 2012

Celoteh untuk #PerahuKertas

Yap, seperti title-nya, tulisan ini bukan resensi kok yaa. Soalnya udah pada banyak yang ngeresensi film ataupun novelnya, yang artinya, bukan cuma saya yang jatuh cinta pada karya istimewa ini. Jadi, kalo boleh  dibilang, ini tuh cuman barisan celotehan kalimat dari orang awam macam saya yg sedang terpesona oleh film karya Hanung Bramantyo yg diadaptasi dari novel "Perahu Kertas" karya Dewi Lestari...



Jadi kemarin, Jum'at tanggal 7 September 2012, gue nekat cabut buat nonton film ini, sendirian. Yup, sendirian. Pertama kali nih nonton film di movie theatre sendirian, -.- Ah, tapi rasanya not bad kok. Sama aja kayak pas nonton bareng rame-rame sama temen-temen, atau "temen". Haha, cuman... yihaa, sebelah bangku kan kosong tuh, jadinya pasti g bisa sharing on the spot lah sama orang lain. Cekakak cekikik sendiri, mewek sendiri, #ngoook ._. Well, tapi gue jadi lebih bisa masuk ke alur film, lebih bisa ngehayatin, lebih bisa nemu ''part'' yang gue banget juga. Alhasil, kadang-kadang pas orang lain gak ketawa, gue ketawa sendiri (tapi g keras lah jelas), pas orang lain gak sedih, ato mungkin cuman sampek ke titik terharu, eh... ada buliran asin yang jatuh gitu aja dari sudut mata gue, -____-'' 

Oke, sekarang saatnya berceloteh tentang cerita di film itu dan juga part-part yang gue suka, atau yang paling ngena buat gue, :D

Nah, kemarin itu gue gak tau jadwal tayang di cinema21-nya Delta Plaza jam brapa, -.- Kirain masih ada yang tayang jam 5 sore-an. Eh, ternyata pas nyampek di spot, jadwal tayang terakhir hari itu jam 15.25 WIB. Dududuh, gue telat 10 menitan dan bener-bener gak ikhlas, -..- Jadinya ya, pas masuk ke theatre 2, filmnya udah nyampek di part yang Kugy seneng banget karena cerpen yang dia tulis di terbitin sebuah majalah sampai nraktir temen-temennya di Pemadam Kelaparan dan akhirnya ngebentuk genk Pura-pura Ninja. Great. Gue gak dapet part awal, sebelum Kugy-Keenan belum ketemuan, termasuk adegan ketemuannya mereka di stasiun kereta yang unik banget... -_________________-

Kugy (Maudy Ayunda) ini adalah tokoh utama cewek di film ini. Kharakternya unik, agak tomboy, begajulan, wes pokok sesuka-sukanya dialah. Tapi yang perlu disorot, si Kugy  ini punya mimpi yang unik juga, yaitu jadi penulis dongeng. Jelas, dongeng karyanya si Kugy ini bukan dongeng biasa, #halah. Pokoknya, imajinasinya si Kugy ini luar biasa konsletlah, tapi cemerlang,, :3 Out of the box kalo bahasa kerennya, hehe. Dan ya emang, dia kuliah di jurusan Sastra. 

Beda lagi sama Keenan (Adipati Dolken), si tokoh utama cowok. Dia seneng ngelukis, dan yap, impiannya adalah jadi pelukis.  Hasil lukisannya juga unik. Punya kharakter tersendiri. Lebih ke peralihan komik ke real painting kalo aku bilang. Setengah cartoon gitulah. Tapi baguuuuuusssssss!!!!! XP Nah, sayangnya ayahnya nggak setuju kalo Keenan jadi pelukis. Beliau lebih suka kalo Keenan kuliah di jurusan ekonomi, biar si Keenan bisa nerusin bisnis ayahnya. 

Finally, si Kugy dan Keenan jadi temen tetangga kampus karena kuliah di universitas yang sama. Dari situ, mereka saling kenal satu sama lain, saling mengagumi dan sampailah pada titik jatuh cinta, meski tidak kentara karena banyak problem yang menutupinya. Kugy jatuh cinta ke Keenan, karena Keenan adalah orang pertama yang nerima ke-konslet-an imajinasi Kugy. Keenan suka sama dongeng yang dibuat Kugy, dan dia juga mau dilantik jadi agen Neptunus. Dia totally falling in love sama Kugy. :) Yang bikin terharu nih ya, si Keenan ngebuatin gambarnya tokoh-tokoh yang ada di buku dongengnya si Kugy. For the first men! Finally ada orang yang nge-apresiasi tulisan Kugy, sampai dibikinin gambarnya, saat orang lain itu pada nge-cemooh passion-nya si Kugy ini. "Dongeng? For what!," kalo kata orang lain mah.

Ngerasa jatuh cinta lantas tidak membuat mereka langsung jadian, atau bahkan ngebuat mereka percaya akan apa yang mereka rasain. Kugy masih punya Ojosh, pacar Kugy sejak jaman SMA. Dan masih ada polemik-polemik lain pula. Masih ada Wanda (Kimberly Rider), sepupu Noni (sahabat Kugy) yang bule. Masih ada Remi (Reza Rahardian), bos-nya Kugy di ADvocado Advertising yang nantinya bakal jadian sama Kugy. Ataupun Luhde (Elyeza Mulachela), si gadis Bali yang kalem, remaja ter-bijaksana yang pernah di kenal Keenan yang akhirnya mampu ngebalikin Keenan buat mau melukis lagi.


Setuju sama salah satu resensi yang aku baca di http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/08/22/resensi-perahu-kertas-remaja-cerdas-cemburunya-aja-keren/ . Cemburu nggak lantas ngebuat mereka buta, atau kehilangan akal sehatnya. Cemburunya remaja cerdas ngebikin mereka berfikir berkali-kali lipat akan perasaannya dan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi. No adegan jambak-jambakan, no adegan perkelahian, yah, damailah. Cuman perang batin. Kalo cemburunya remaja beriman soal beginian, mungkin pakai sholat istikhoroh paling ya, hehehe. #abaikan


Ya begitulah pokoknya, alur cerita dinjelimetin secara cerdas. Kugy cemburu pada Wanda, Keenan cemburu pada Ojosh. Laki-laki Bali cemburu pada Keenan, Luhde pada seseorang yang inisial namanya terukir di ukiran kayu buatan Keenan, dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya. Intinya, nggak instant Kugy-Keenan lagsung jadian. Realistis banget kalo aku bilang. :) Toh, akhirnya, kalo jodoh juga nggak bakal lari kemana. Dan sebaliknya, kalo nggak jodoh dipaksa kayak apa ya bakal tetep lari juga #ngooook -..-


Kalo mau tau cerita lengkapnya, sok atuh baca novelnya Perahu Kertas dan tonton langsung filmnya. :) Nggak rugiiiii. Hanung Bramantyo dan Dewi Lestari berhasil ngambil part menonjol yang ada di novel kok. Jadinya, filmnya gak beda jauh sama isi novel. Apalagi bakal dibuat dua bagian... Part ke-2 bakal tayang bulan Oktober katanyaaa. Kalo gitu, Septembernya di skip aja bisa? *uuuppsss* :pp Kelebihan lainnya adalah cara Hanung Bramantyo nge-shoot detail-detail unik yang pas sama alur cerita dan backsoundnya. Debur ombak, bunga kamboja yang jatuh, ukiran relief yang ada dicandi-candi, dan masih banyak lagi. Rasanya tuh 'pas' banget dan ngebuat penonton *aku khususnya* jadi lebih bisa masuk ke dalam alur cerita. Bener-bener bisa ngerasain jadi Kugy, jadi Keenan, jadi Luhde, jadi Remi, jadi Noni, jadi siapa ajalah! #eeh :p Two thumbs up! :))


Ini nih part yang gue suukkaaaa, :)


1. Pas Kugy nonton lukisan Keenan, terus sama Keenan disuruh nebak apa judul lukisan yang isinya balon-balon terikat, dan salah satunya (balon hijau) ada yang terbang. Kugy masang radar Neptunusnya, trus nyeletuk, "Bebas". Abis itu Keenan ternganga, dan si Kugy malah senyam-senyum, dikira tebakannya salah. Eh, pas si Keenan nunjukin judul lukisan di tepinya kanvas, tercatat, "Freedom". Cocok!


2. Pas Keenan ngasihin buku dongengnya Kugy yang udah ada salinan dalam bentuk karikaturnya. *terharu*


3. Pas adegan Kugy yang disertai monolognya dia yang seolah-olah curhat sama Neptunus. *suka semuanya*


4. Pas adegan kereta api yang ditumpangin Keenan-Kugy harus berhenti karena ada tanah longsor. Keenan keluar kereta, berjalan di atas rel, lalu nemuin Kugy yang lagi nge-potret dirinya. Pokoknya, pas adegan ini si Keenan bilang begini nih kira-kira, "Gue boleh jujur? Sebenernya gue nggak suka sama tulisan cerpen lho yang diterbitin di majalah tempo hari itu. Gue ngerasaa, itu bukan gaya tulisan lho."

Gue dan Kugy tauuuuu, *eeh* , si Keenan bilang gitu karena dia ngerti kalo Kugy sukanya nulis dongeng yang ajaib, bukannya tulisan percintaan seperti itu. Mau tau jawaban Kugy?
Gini nih kira-kira dialognya, "Ngedenger lo ngucapin itu ngebuat gue ngerasa digaplok. Tapi lo ngebuat gue sadar yang sesungguhnya. Itu emang bukan gaya tulisan gue. Gue nulis itu cuman sekedar ngejar honor kok," ucapnya dengan mimik yang melas, terharu, campur aduk lah. Keenan ngerti gimana kharakter Kugy! Wiihhhh, kalo aja ada yang kek gitu sama gueee, :3 *ngarep* #PLAAK! -_-

5. Adegan dimana Luhde bercakap, "Pelukis yang bagus itu bisa melukiskan kekosongan sekalipun ," lalu ngehampirin kanvas kosong Keenan, meraba kanvas itu dan bercakap lagi, "Kanvas ini seperti langit, tampaknya kosong tapi kita tahu langit itu ndak pernah kosong. Langit hanya tertutupi awan yang kalo disibak pasti ada sesuau dibaliknya.Kanvas ini seperti itu, kalo Keenan berhasil menyibaknya, pasti kanvas ini tidak akan lagi pernah kosong. Tiang cuma bisa berdo'a, semoga Keenan bisa menemukan bintang inspirasi Keenan." Dan yap, ajaib, Keenan mau melukis lagi! Dan apa yang dilukis? Seorang laki-laki diujung kapal pesiar yang sedang meneropong sesuatu dibalik awan, bintang. :)


6. Part quick motion yang ngeceritain perubahan kehidupan Kugy setelah dia gak dateng ke pesta ulang tahunnya Noni. Sama monolognya dong pastinya. Intinya, habis itu kehidupan Kugy berubah. Dia nggak lagi sering ngumpul dengan Noni, Eko ataupun Keenan, menghilang dari genk Pura-pura Ninja-nya, serius ngajar di Sakolah Alit, nyelesein kuliah tepat waktu, dan adegan-adegan lain yang dikemas begitu apik meski cuman pakai monolog dalam quick motion. :)


7. Part pas Kugy yang lagi tidur tiba-tiba ditanyain ide sama Remi pas rapat redaksi di Advocado. Lucu dan ngegemesin banget nih adegannya! hahaa. Kugy ngecetusin ide cemerlangnya itu sambil ngetutup mata, nyalain radar neptunusnya. Yuhuuu, dengan tampang ajaibnya yang akhirnya ide itu goal juga dipihak klien Advocado. Sukses, dan Kugy nggak lagi jadi anak magang di situ, naik pangkat jadi karyawan tetap. :)


8. Part dimana Noni tiba-tiba muncul di kamar Kugy setelah lama ngehadapin konflik yang ngenyebabin mereka jadi berjauhan. Mereka saling ma'af-ma'afan, gini nih kira-kira dialognya ==>

Noni: " Gue minta ma'af yaa, karena udah terlalu bodoh dan nggak bisa ngertiin kamu. Gue pikir elo yang
    ngejauhin gue, dan jadinya gue gengsi buat deket sama elo..."
Kugy: " Enggak, gue yang minta ma'af. Gue yang salah, maunya elo bisa ngertiin gue tanpa gue harus ngomong".
Apa gimana ya? ._. Duh, agak lupa sih. Tapi part dialognya Kugy sama Noni itu ngena banget ke gue. Hehe, sering banget maunya orang lain ngertiin gue, tanpa gue harus ngomong, -_- Geblek banget kan gue? -.-


Yah, begitulah. Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Reza Rahardian, Elyeza Mulachela dan pemain yang lain telah berhasil menjelma menjadi tokoh-tokoh yang ada di novel Perahu Kertas. :') Benar-benar mengena.


Mungkin beda-beda lah pendapat orang soal film ini. Ada yang suka, ada yang enggak itu biasa. Tergantung kharakter sama pengalaman yang juga mempengaruhi lho, :) Kalo buat gue sih....

"So much great! D*mn i love this movie! So much thanks mbak Dewi Lestari dan Mas Hanung Bramantyo atas suguhan filmnya yang awesome. Gak sabar nih nunggu part keduanya, :) "

Random Part #2

Wanna cuap-cuap dikit soal perubahan kondisi yang semakin memanas ini. *catch a deep breath* 
Dear all, kenapa sih pada gak bosen nanyain yang satu itu? (re: p.a.c.a.r) -_- Anti banget sebenernya ngeja kata yang satu itu, -_- Salah ya nge-jomblo? Salah ya mau fokus ke kuliah? Puhleasee men, pada berisik aja sih, -___- It's my life, i'll writes my own stories and no one can hold my pen!

Oke sih, gini... Ya nggak papa sih, bukannya apa-apa ato gimana-gimana. ._. Ya nggak tau juga gimana entarnya, dan ya nggak tau juga gimana akhirnya, hhh... intinya, entahlah~ (tambah njelimet) Kalo emang dikasih rejekinya sama Allah sekarang, ya nggak papa sih. Tapi kan belum ada tanda-tandanya jugaa, -.- Ngapain coba musti maksa-maksa, pada cerewet nanya-nanya *upss*. 

Itu problem yang pertama sih, di sisi lain, wait-lah. Trauma-nya yang lalu itu blum fix ilang. -_- Jadi intinya, buat gue yang trauma-an, nggak mudah buat jadi kayak orang lain yang bisa dengan mudah having a relationship. Titik. Gue sayaaaaang sama setiap orang, kluarga, temen, bahkan orang yang gak gue kenal sekalipun. Dan nggak ada keinginan untuk nyakitin ato apalah, meski terkadang, iya, sifat jujurnya gue kelewat jujur dan nge-jleb di sebagian pendengarnya. Yah, it's my fault, of course. Tapi sekali lagi, dan mau jujur lagi nih, sebenernya gue lebih suka jujur, ketimbang bo'ong dan akhirnya kebohongan itu terungkap diakhir. Tambah double nggak enak, jelas. Jadi, beribu-ribu ma'af buat yang pernah ngerasa tersinggung sama omongan gue, karena sumpah itu bener-bener nggak maksud nyakitin kok. :' 

Dan mungkin gini... Terkadang, gue nganggep dan memperlakukan orang lain itu kayak sedang berhadapan sama diri gue sendiri. Ngganggep mereka punya sifat dan sikap kayak gue juga. Tapi iya, gue salah. Seharusnya gue inget kalo setiap orang punya kepribadiannya, sifat dan sikapnya sendiri. -_- Ma'af lagi untuk itu. Kadang gue juga mikir gini, dengan kapasitas jenis bahkan omongan yang sama buat bercandaan, kenapa sih  orang itu lebih tersinggung dengan omongan gue? Seolah-olah ucapan itu serius aja gitu kalo gue yang ngomong, -_- Unfair. Tapi yaudah sih ya.... Mungkin maksud mereka baiiiik, ngingetin gue buat jaga omongan, ngingetin kalo omongan itu nggak pantes keluar dari mulut gue... #Okesip.

Balik lagi soal yang di atas. Intinya lagi. Shut up please, nggak usah tanya-tanya ya, :) Apalagi berisik nge-makcomblangin de-es-bee. -_- Nge-test gue? I'm sure. Gue normal men! Kecuali secelah lubang yang belum ketutup aja nih di sini *tunjuk rongga dada sebelah kiri* *mm... apa tunjuk rongga perut sebelah kanan?* hahhaaa Nanti kalo udah tiba saatnya *apa kalo udah ada yang mau sama gue? * #uups, yaa pokoknya kalo radar neptunus gue udah nyala dan ada yang nerima balik radar itu #eaaa , pasti nggak nolak kok. :) Kalo muncul sekarang pun nggak nolak, :) Cuman nunggu statement dan komitmen sebenernyaa, hahahaa. Tapi berhubung belum adaa, jadi ya ma'af, mbak-mbak, mas-mas, adek-adek, om, tanteeeee,, Single duluuu *lagi* yaaaaa, :D

Selasa, 31 Juli 2012

Amazing Trip, a way to the Sempu(rna) Island, 



Ayee! It’s my fourth journey with begajulers! :D Absolutely wanna share this journey to all bloggers. \^o^/ Do you asking why I call it as fourth jorney?  (?-o-?) Yap, of course because I ever have three journeys day out with begajulers before. Jogjakarta, Tanjung Papuma and Malang Tempoe Doeloe’s Journey, J Now, may be stories about that journey are expired. But absolutely, the memories will never get out from my mind, yeah, my sweet memories with IKMB ’10 students a.k.a begajulers. JJJ  

Baiklah~ Senin, 16 Juli 2012, 22.30 WIB. Start dari sekarang deh ya cerita tentang perjalanan yang kita sebut sebagai “mbolang habis-habisan” ini. \m/ jadi begini ceritanya teman-teman… Rencana buat mbolang ini disusun oleh anak cowok begajulers penghuni kontrakan di daerah Kalijudan. Entahlah siapa pencetusnya, gue juga gak jelas. Haha.Yang pasti, rencana ini sempat mengalami pro kontra mengenai jadi apa enggaknya. Kenapa? Alasan dari salah satu abang-abang yang kece itu sih karena di perjalanan nanti kita bakal mbolang habis-habisan. Yak, secara, nggak ada satupun dari mereka yang tau rute Surabaya-Sempu. Great.

Sampai akhirnya, Kamis, 11 Juli 2012, didapatkanlah keputusan untuk jadi berangkat ke Sempu. Sebelumnya, sempet mau dibatalkan karena kekurangan pasukan malah. Gue sendiri juga sempet mau ngebatalin gegara tanggal 12 Julinya bakal ada kawinan temen SMA gue, -.- Sempet bimbang, sempet udah beli tiket buat pulang ke Kediri tanggal 11 Juli sorenya, sempet bilang temen cewek gue yang satunya kalo gue batal Nyempu (a.k.a pergi ke Sempu, haha), tapi untungnya belum bilang emak gue kalo gue bakal pulang ke Kediri sore itu. Fiuuuh…. Akhirnya, gue berhasil dibujuk buat tetep Nyempus sama abang-abang kece tadi. #ceileeh *ngakak* Xp

Fix. Gue bakal ikut Nyempu pada tanggal 12 Juli 2012 bareng Begpacker a.k.a Begajulan Packer. *apaa cobaaa* hahaa. Pas tanggal 11 Juli sih rencananya anggota awal yang bakal berangkat ada gue, Nurul Chabibah a.k.a Bebeb, Achmad Sulthon a.k.a Bang Sulthon, M. Agus Zaini a.k.a Aguzzzz, Dona Yasmitra a.k.a Dona Yasmitra #lhoo ._., sama Rifky Anindika a.k.a Rifky. Eh, ujung-ujungnya si Rifky gak jadi ikutan. Padahal udah mau pulang ke Kediri buat ngambil motornya pake tiket dua ribuan gue. Tapi pas sorenya tetiba nelfon dan nawarin buat ngebalikin tiket itu ke gue, K Nggak jadi pulang katanya. K Usut punya usut, ternyata sore itu abang sepupunya Rifky meninggal setelah ngelawan kanker apa tumor gitu (lupaa, ._.) Ya Alloh, innalillahi… rest in peace ya abangnya Rifky. :’

Tapi rencana nyempu tetep berlanjut pemirsa. ._. Sore itu juga gue ngehubungin Bebeb, kalo gue bakal gabung Nyempu dan acara Nyempu bakal jalan hari Jum’at besoknya. Dan akhirnya acara itu bener-bener jalan keesokan harinya. Malahan, kita dapet 3 anggota baruu lhooo, :p Reni Mareta Sari a.k.a Reni, Dedik Sulistyawan a.k.a Mams Ded, sama M. Rusda Habib a.k.a Godzila, eeh… Rusda! Hahaaa. Ya begitulah, hari Jum’at tanggal 12 Juli pukul 16.00 WIB, kita ngumpul di depan warnetnya Hendra unix buat cuss ke Malang. Kita make transport sepeda motor, jadi, total ada 4 motor, boncengan tentunya. Gue sama si Dona Yasmitra yang sumpah, ni anak nyupirnya ajaib banget. K Ajaib ngebutnya maksud gueh. *ngakak* Untung aje selamat sampe kost lagi, haha. Si Bebeb sama Agus, si Reni sama Moms Ded, dan Rusda sama bang Sul. Karena motoran dan pasti berpotensi bakal terpisah-pisah, akhirnya kita atur strategi buat njaga posisi dengan mengharuskan si anak yang dibonceng buat sadar hape. Jadi ketika satu motor gak keliatan, yang sadar harus segera ngehubungin yang lain via sms. Berguna? Lumayan sih… tapi enggak kalo pas lagi kebut-kebutan! Yassalaam~ mending gue megangin motornya daripada hape. K 

Skitar jam 16.40WIB kita cuss ninggalin pos pertama menuju pos selanjutnya, Malang. Tapi sebelum itu, kita mampir dulu ke sebuah toko penyewaan tenda di daerah sekitar belakang taman Flora. Dan yap, nyewa cuman satu tenda. K Kecil, buat berdelapan? Ngawur! Dipikir dimana-mana masih nggak ada hujan sih, dipikir bakal bisa ngelihat bulan bintang di Sempu sih, eh~ ternyataaa… *ngakak lagi* Simak aja kisah selanjutnya biar tau sikonnya. :p Pokok pas nyewa tenda itu tiba-tiba semua berasa radak nge-hank bahasa alusnya, geblek bahasa kasarnya. #uups. Termasuk guee, -____- Harusnyakan nyewa 2 tendaaa, >,< Tapi yaudahlah yaaa, pengalaman pertama ngebacpacker sih, :P Habis nyewa tenda dan total abis 30rb, (harga sewanya perhari 15rb), kita nglanjutin perjalanan ke Malang. Hampir pukul 17.00 WIB, ato malah pukul 17.00 WIB. Lancar? Jelas enggak! Masya’Alloh maceeetnya gak kuaat! K Buat keluar dari Surabaya aja butuh waktu sejaman. K Kita terpisah-pisah lagi, -_- Sampai di stasiun mini apaa gitu, akhirnya kita mutusin untuk ketemu lagi di masjid agungnya Sidoarjo. Sekalian sholat maghrib~

Habis sholat maghrib, kita nglanjutin lagi ke Malangnya. Tujuannya adalah singgah di kontrakan (atau sejenis itulah) nya kakak kelas Bang Rusda. Jadi, kita mau nginep dulu semalem di sana sebelum keesokan harinya ngelanjutin lagi buat Nyempu. Kemudian, setelah aksi kebut-kebutan dan terpecah-pecah kira-kira dua jam-an, akhirnya kita sampai juga di Malang. Fiuuhh…. Abis itu kita langsung menuju Plaza Dieng, di deket daerah Universitas Merdeka Surabaya. Yak, ini karena emang kontrakan kakak kelasnya Rusda di daerah sini. Jelaas~ Dia anak Unmer. J Setelah nunggu sekitar dua puluh menitan, akhirnya jemputan dateng jugaa. Then, kita cuusske kontrakan yang dimaksud. Gue lupa nama desanya, yang jelas kita sempet ngelewatin perumahan mewah di daerah Dieng, abis itu masuk ke pedalaman desa yang nanjak dan mungkin hampir mucuk itu. Awalnya gue nggak tau itu mau ke mana, dan bingung juga masak cewek juga dibolehin sekontrakan sama si kakak kelasnya Rusda, yang teryata waktu ketemu berpakaian yang aliim banget itu. K Eh, ternyata, kita (yang cewek) bukan mau disuruh nginep di kontrakan mereka, melainkan dititipin di rumah si empunya kontrakan. Sebenernya sih bukan kontrakan kalo mereka bilang, tapi padepokan. Sejenis pondok pesantren mini sih kalo gue bilang.Hadduuh, dan gue lupa lagi sama nama si empunya rumah, -_- Yang gue inget, panggilan beliau Mbah Putri sama Mbah Kakung, J Baik dan ramah kok beliaunya, J Alhasil, malem itu gue, Bebeb sama Reni tidur di rumah Mbah Kakung dan Mbah Putri. Terus Bang Sul sama Rusda tidur di padepokan, si Dona Yasmitra nginep di rumah kakaknya, sedangkan Agus sama Moms Ded tidur di tempat kenalannya Moms Ded.

Keesokan harinya, kita janjian bakal berangkat ke Sempu pukul 05.00 WIB. Tapi ternyata cuma si Dona Yasmitra aja yang on time. Yang lain? Molor kayak karet! Termasuk guee, *ngakak*. Ujung-ujungnya, kita brangkat Nyempu pukul 05.50 WIB, -__-‘ Setelah pamitan dan bilang terimakasih serta mohon ma’af udah ngrepotin Mbah Putri sama Mbah Kakung lah yang jelas, :p Posisi berboncengan masih seperti semula. Habis itu sempet transit di ATM sama POM Bensin trus lanjut transit di In*oM*r*t (apa *lf* M*r*t y? ._.Lupa! Haha) Yang jelas kita belanja makanan buat stock ngganjel perut pas di Sempu entar…Tapi semacam kesalahan mungkin,K Karena ternyata barang bawa’an jadi bertambah banyak, padahal jarak Sendang biru dan mini market itu jauh~ -.-

Sekitar pukul 08.30 WIB, akhirnya kita sampai juga di Sendang Biru setelah nglewatin jalanan yang kayak roller coaster itu. Luar biasa. Mana di sepanjang jalan yang nanjak itu tadi hujan lagi. Udah hujan, gak jelas lagi hujannya,wkwkw. Ya masak abis ujan bentar, terus berenti. Haha,hujannya lewat doang. Tapi itu berkali-kali, waaduuh! K *tepok jidat* Ah, tapi itu hujannya dipikir entar deh~

Sesampainya di pintu masuk pantai Sendang biru, kita harus ngebayar uang masuk dulu sebesar Rp 6.000,00/orang. Abis itu, kita mampir dulu ke toilet yang deketan sama mushola kecil di sana, baru kemudian marker motor dengan biaya parker Rp 10.000,00/motor/hari. Abis itu abang-abang kece sama gue nungguin Bebeb sama Reni yang lagi ngurus perijinan. Tapi kemudian sekaligus ngurus perahu sama semacam tour guide #ceileeh buat masuk ke Sempunya,karena kita emang baru pertama kali ke sana. Awalnya sih mau cari jalan sendiri, tapi kok~ jangan-jangan~ entar~ Finally, setelah ngebayar perijinan (Rp 5.000,00 kalo gak salah denger dari Bebeb, soalnya katanya sih seikhlasnya, haha), perahu (Rp 100.000,00 P-P) dan tour guide tadi (Rp 100.000,00), kita cuusss deehhh nyebrang pulau. Ini nih beberapa foto kita pas mau berangkat, :D


 Ket:     Mau naik perahuuu! :DD
(Dari kiri ke kanan: Bang Sul, Bebeb, Moms Ded, Reni, gue, Agus, Dona Yasmitra, dan Rusda.)

Ket : Yak, kita mau berangkat ke pulau sebrangg, :DD


Ket: On the way to the real Sempu Island, J
(Dari kiri ke kanan: Moms Ded, Reni, gue, Bang Sul dan Agus)

Dan yak, kira-kira pukul setengah sepuluh (20 menit an nyebrang pulaunya), sampai deh di the real Sempu Island! :DD Itu gue pas masih fine nya tuh, tapi ternyata alas kaki gue ngeganggu banget buat jalan jarak jauh plus ndaki track ke telaga segaran anak di dalem Sempu(rna) Island. Soalnya tadi sempet ngeganti sepatu gue yang basah pake sandal gunung yang dipinjemin sama Moms Ded, sedangkan Moms Ded make sandal refleksinya. K Oh, syumpah baeknyaa Moms Ded, :3 Tapi karena ukuran sandal gunungnya Moms Ded emang kebesaran di kaki gue, jadinya ya tetep ajaaa~ Kesandung sanding deh akhirnya, K Kadang-kadang kaki masuk sampek ke depan lagi, soalnya licin kena lumpur. Haha. Sampai kemudian karena jalan gue makin lamban dan keliatan terhambat banget make sandal itu, akhirnya tukeran deh sama sandal jepitnya Bang Sul, hahaa. Baik juga nih abang gue yang satu ini, :P Pria terganteng abad ini kalo katanya Reni mah! Hahaaa. :p Track ke Segaran anak ternyata emang layaknya ndaki gunung dulu, agak ribetnya sih karena di situ banyak akar-akaran yan licin kalo diinjak soalnya emang hutan sih, apalagi waktu itu hujan sempet datang tak dijemput pulang gak dianter berulang kali. -.- Jadinya, kita sempet ke pleset pleset juga. Ini nih salah satu foto pas kita ndaki, J

Ket : Mendaki bukit lewati lembaah, halaah, -.-

Setelah ndaki sekitar satu jam setengahan (ato lebih?._.)dan sempet istirahat dua kali, finally kita bisa ngeliat anak segaran juga dari atas,J Tapi tunggu, itu tanjakannya kurang satu lagi kalo kata bang tour guide-nya. Jadi yak, kita harus jalan lagi. Eh, pas itu kaki gue selip dari sandalnya Bang Sul gara-gara kena lumpur, -_- Dan kulit jari tengah tangan kiri nglupas gara2 nahan badan pas jatuh dan kegesek oleh entah apa, wkwkw. Yaudah deh, minta brenti sekali lagi, hehe. Baru deh habis itu kita lanjut lagi dan segera sampai di anak segaran yang emang jaraknya udah deket. J Yuhuuuuu, we was arrive on there! Segaran anak! Subhanalloh, bagusnyaa…. Apalagi kalo pantai di sekitarnya di rawat, hmmm…


Sebenernya agak kecewa juga sih ngeliat pinggir danau yang gak terawat,  Hehe, tapi yaudah deh, ya gini ini kalo udah terjamah manusia, mana bisa alam ngelawan kecuali kalo enggak make kehendak Tuhan? Mana bisa dia bilang jangan buang sampah sembarangan, jangan rusak aku, jangan patahin batangku dengan suara lantang terdengar? ._. Yaudahlah, tergantung kitanya aja maunya kek gimana. Manusia kan mahkluk yang paling sempurna dengan ‘hadiah’ akalnya, masak gini aja gak bisa mikir mana yang salah dan yang bener? *senyum datar* Yah, ngelus dada sama ngerem otak plus tangan serta omongan deh, jangan ikut-ikut yang jelas-jelas salah aja, :)

Yippiii, sesampainya ‘napak’ di pasir putih-nya segaran anak, kita langsung nyari lokasi strategis buat masang tenda. Sempet bingung juga mau ndiri-in dimana, soalnya udah ada lumayan banyak tenda yang berdiri di sana. Itu masih pagi setengah siangnya lhoo, belum sorenya . Akhirnya kita milih lokasi agak belakang (ato paling belakang?) yang deket dengan hutannya. Waktu pertama ndiri-in tenda sih masih ada space yang cukup lebar dengan tenda tetangga kiri kanan, tapi kemudian pas sorenya jadi enggak lagi. Tenda tenda yang berdiri tambah banyak, jadinya berasa kemah pramuka dari beberapa ambalan gitu deh. *ngakak* 

Yak, kembali lagi ke cerita seabis ndiri-in tenda yang akhirnya berdiri tegak setelah ditumpukin sama tas kita. :p Anak-anak udah pada gak sabar buat berendem di air segarana anak, jadi kita cus mandi di sono deh. :D Tapi, mengingat banyak barang bawaaan yang cukup berharga #ceileeh, akhirnya kita gentian. Kaum adam dulu yang maen air, yang kaum hawa nunggu sambil ngeberesin tenda deh.  Habis mereka udahan, barudeh yang kaum hawa yang maen air, :D Ini nih fotonya kitaaa yang maksa bang Sul buat moto-in, nyahaahaaa.



Ket : Maen aeerrr, :D
(Dari kiri ke kanan: Bebeb, gue dan Reni)

Nah, setelah sedikit puas (jadi belum puas beneran), kita balik ke tenda dan ganti pake baju yang kering deh. Jadi, si tenda ini bisa dibilang lebih berfungsi untuk ganti baju ketimbang buat nampung tidur anak ber-delapan. -.- Oh iya! Satu lagi fungsinya, yaitu buat berlindung dari hujan pemirsa, -___- Yap, bener, jadi hujan masih sering turun gak jelas pas kita di sana. -_- Weits, gak boleh ngeluh sih, harus bilang Alhamdulillah dong karena kita nggak ngerasain hujan dalam waktu yang cukup lama di Surabaya, bahkan Malang sekalipun. :’)
Setelah ganti baju, kita penasaran sama pemandangan laut lepas di bawah tebing tinggi di belakang tenda kami. Jadi, kita ndaki ke sana dan menikmati pemandangan laut lepas deh. :) Ini nih, beberapa dokumentasi pas di atas tebing,:p 



 Ket : Heii, see that! A horizon line behind us! Yippiiii, :D


Ket: A unique pic yang gak disengaja ngambilnya, xp Seolah –olah di tangan si Bebeb ada jin mungil yang canteek, :3 Dan beneran canteek dong, kan itu guee, #eeh :p

Eeh, sayangnya pas lagi enak-enak nikmatin pemandangan dan narsis-narsisan, tetiba hujan turun! Langsung deh kita ngacir menuju tempat teduh di bawah sana, tenda! Haha.Tapi sekenceng-kencengnya lari juga gak bakal kenceng larinya. Lah wong medan yang kita turunin batu karang yang cukup tajem. -,- Jadi deh jilbab dan kaos bagian belakang gue basah. :| Padahal kan gue cuman bawa satu baju ganti doang, wkwkw
Ya gitu itu lah hujannya, datang tak dijemput pulang tak diantar. #eeh. Tapi cuman sebentar doing sih rentang hujannya. Meski demikian, udah cukup buat ngebasahin terpal yang kita pasang di depan tenda. Satu-satunya alas yang bakal dibuat tempat tidur sama abang-abang kece entar malem. Yap, gara-gara cuman nyewa satu tenda ini mah. ._. Weits, Alhamdulillah masih ada hikmahnya meski cuman bawa satu tenda doang. Kan awalnya kita gak berencana ngebawa terpal. Tapi karena baru nyadar nyewa satu tenda kecil adalah ke-ngawur-an dan nggak mungkin nyewa tenda lagi di Malang karena kita otw ke Sempu pagi-pagi, akhirnya si Dona nge-bawa terpal deh. Nah, kenapa gue bilang itu hikmah? Yap, karena terpal itu sekaligus berfungsi sebagai alas sholat. Dan karena luas, jadi bisa dipake sholat berjamaah deh. 


Ket: Sehabis sholat magrib berjama’ah, :)

Nah, satu lagi hikmah yang saya dapet. Dengan keadaan di sana yang bener-bener gak ada air tawar atau sumber air bersih lainnya, kita akhirnya ya berwudhu di air telaga deh. Karena agak kesusahan pas berwudhu dengan air yang agak berombak dan tentu bisa dengan mudah membasahi celana jeans kering satu-satunya yang gue bawa, jadinya gue milih nge-jaga wudhu aja sampai waktu sholat berikutnya. Belum lagi air yang asin, agak diragukan kebersihannya meski insya’Allah suci, hehe. Dari sini, kita mesti bersyukur banget karena di rumah masih tersedia air bersih yang lumayan melimpah, apalagi untuk sekedar berwudhu. Coba tengok diluar  sana, ada banyak daerah yang kekeringan atau bahkan memang daerah yang jarang airnya bukan? :’) Jadiii, ayo deh, sama –sama bersyukur.:) Lebih baik lagi kalo bersyukur dengan sholat on time di awal waktu. :D

Pas malemnya, kita maen kartu deh sambil cekakak cekikik cerita yang gak jelas. Hahaa. Dan gue lumayan banyak nih kalahnya, -.- Jam Sembilan-an mungkin, abang-abang kece udah mulai tepar satu per satu karena (mungkin) kecapean. Sedangkan gue sama Bebeb masih cerita sana sini sampek kira-kira jam sepuluh an.Abis itu kita masuk tenda deh buat cus tidur~ Was-was juga sama hujan yang bisa turun dengan tiba-tiba. Hujan bisa dengan mudah ngebasahin terpal dan kita susah ngeringinnya lagi.  Dan yang lebih parah, abang-abang kece jadi bisa kehilangan alas tempat tidurnya, hahaa.

Dan bener aja! Kira-kira jam dua pagi, hujan datang ngeguyur lokasi itu. Pas rintik hujan mulai turun ngenain tenda, gue langsung bangun dan menyingkir ke belakang (pojokan tenda lebih tepatnya). Kenapa? Ya karena gue tau kalo sebentar lagi abang-abang kece bakal gerudukan masuk ke tenda. Jadi deh tenda kecil itu diisi dengan 8 orang dengan posisi yang gak nyaman! *ngakak* Dan karena ketidak nyamanan itu, entah kapan jamnya gue gak tau, yang jelas, akhirnya beberapa abang kece keluar, ngelap terpal sebisanya dan masang selimut di atasnya buat dijadiin tempat tidur lagi. Pas bangun subuh-subuh, yang jelas posisi tidur udah agak legaan lah~

Paginya, kita nuntasin ngepuas-puasin maen air deh di segaran anak. Sebelum balik lagi ke pulau sebrang, ._. Sebodo amat sama barang-barang di tenda, biar dijaga Allah aja, #eeh. :p Ini nih beberapa foto yang berhasil diambil. Cuman dikit, karena ternyata batre kameranya Bebeb udah abis, wkwkw.
   





-to be continue-


NB : Heran, knapa tulisan ini gak selesai selesai, -__- Padahal udah panjang banget! Oh! Gue tau! Mungkin terlalu detail kali yaa, :D Soalnya gue g pengen kehilangan part penting itu dalam ingetan gue, :') Unforgetable moment banget deh pokoknya! :) Thanks, Begajulers. :) Next time again yaaaaa, :DD


Senin, 30 Juli 2012

Ulasan Novel 1

Ini bukan resensi, karena formatnya jelas kepanjangan, wkwkwk. Cuma mau sharing aja siih soal novel ini, soal bagaimana terpesonanya saya pada novel 5 cm ini, :))

Let's start to enjoy it! :D




5 cm by Donny Dhirgantoro

Tanggal 17 Agustus,
 di puncak tertinggi Jawa,
 5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi
mengubah segalanya

Yak, mungkin ini ulasan novel pertama saya, tapi bukan satu-satunya novel luar biasa yang pernah saya baca. J Tapi yang pasti, “5cm” telah berhasil masuk menjadi salah satu nominasi novel “the most recommended” dalam kategori saya. Karena berdasarkan kategori saya, maka jelas, ini adalah menurut saya, :p

Why? J It’s too complicated! Yang jelas, novel dengan tebal halaman 379 halaman dan memasuki cetakan ke dua puluh di bulan Desember 2011 ini berhasil menghipnotis saya untuk masuk ke alur ceritanya. Novel ini cocok buat mereka yang merasa ‘’berjiwa muda” dan ingin jadi “pemuda” yang sesungguhnya. J Bahasanya bisa dibilang ancur khas anak muda tapi nggak bisa dibilang ringan, ;p Bahasa yang ancur karena memang kharakter di dalamnya adalah pemuda-pemudi kota, dan nggak bisa dibilang ringan karena pembahasan yang berbobot. Jadi, meski bahasa ancur, tapi nggak mengurangi esensinya untuk menyampaikan pesan mengenai ilmu pengetahuan. J

Ceritanya adalah mengenai 5 orang sahabat kental semenjak SMA, yakni Genta, Arial, Zafran, Ian dan Riani, yang kemana-mana selalu barengan. Masing-masing dari mereka punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan mereka sudah memahaminya satu sama lain. Saking klop-nya, pada suatu ketika, mereka menjumpai suatu titik dimana mereka menjumpai berbagai tanda tanya dan akhirnya memutuskan untuk tidak bertemu selama 3 bulan. Nah, dalam tenggang waktu 3 bulan ini, ada berbagai macam kisah yang luar biasa tentang penemuan jati diri, persahabatan, cinta, dan cita-cita. Yang nggak kalah seru adalah mengenai perjuangan mereka untuk bisa mencapai puncak tertinggi di tanah Jawa, yakni puncak Mahameru, tepat pada tanggal 17 Agustus. Sebuah petualangan sekaligus perjalanan hati yang luar biasa bersama alam terbuka. J

Di novel ini kita akan menemukan banyak sekali quotes-quotes luar biasa dari tokoh-tokoh terkemuka dunia, atau malah yang terlahir dari penulis sendiri. :p Dan ada banyak juga perdebatan filosofi di antara para kharakter di dalamnya, serta tidak lupa lirik-lirik lagu yang meaningfull. J Yang jelas, buat seorang newbie seperti saya, novel ini menambah wawasan dan merubah cara berfikir serta cara melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda. Ini nih top 10 toucing parts dari “5cm” yang saya suka-->

  • Part dimana Ian akhirnya berhasil lulus setelah 6 tahun gak lulus-lulus kuliah, padahal ngebut skripsinya cuman 2 bulan. :p Di situ ada sebuah pesan dari dosennya yang meminta Ian untuk tidak percaya pada Hoki, gini nih dialognyaà
“Mas Fajar ada di situ, sore itu, bukan karena kamu hoki, tapi kerja keras kamu selama ini yang telah kamu tanam dengan terus tekun dan pantang menyerah dalam menjalankannya. Apa yang kamu kerjakan itu akhirnya menumpuk dan menunggu untuk dibalas. Ketegaran kamu, ketikan kamu yang berjam-jam, waktu yang kamu habiskan buat baca, waktu yang kamu habiskan buat bolak-balik ke mana-mana. Mata kamu yang selalu terlihat lelah karena kurang tidur, keteguhan kamu, semua biaya yang orang tua kamu keluarkan, restu orang tua kamu, semuanya nggak pernah sia-sia.” (Dialog ini bisa bikin langsung on-fire lhoo, sumpah. :p Apalagi dialog yang selanjutnya, tapi kelanjutannya baca sendiri yeee, :pp)
-5 cm, page 133-134-
  • Part dialognya Genta ! Gini nihà


“Jangan pernah menganggap kritik itu suatu proses kemunduran atau serangan. Kalo lo dikritik, buat cetak biru di pikiran lo. Kalo kritik itu adalah pengorbanan dari seseorang yang mungkin telah mengorbankan rasa nggak enaknya sama kita, entah sebagai seorang teman atau rekan kerja, semata-mata untuk apa?... hanya untuk membuat diri kita lebih baik. Itu aja.” (CATET! J)
-5 cm, page 138-
  • Part dialog Genta, yang sering digaungkan dimana-mana, tapi gak banyak yang berani kayak gini ini, -.- à


“Berani keluar dari zona nyaman lo, hadapi semua yang ada di depan lo.”
-5 cm, page 140-
  • Kalimat mas Donny untuk menyimpulkan dan menutup Bab 6-nya, Rehumanize…à


“…., banyak yang sudah didapatkan di antara sekumpulan mahkluk Tuhan bernama manusia dan banyak juga yang sudah mereka lepaskan. Manusia mendapatkan sesuatu dari manusia lain. Manusia melepaskan sesuatu dari manusia lain. Manusia menjadi manusia karena manusia lain, atau mungkin ada juga manusia yang menjadi manusia kembali karena manusia lain.” (Correctly,J)
-5 cm, page 205-
  • Quote Sir Henry Dunant, Bapak Palang Merah Sedunia, yang dikutip lagi melalui dialognya Riani, à


“Sebuah Negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan, gunung, dan lautan.” (yak, dan sudahkah kita menjadi seperti ini? ._.)
-5 cm, page 234-
  •  Dialog Genta, (lagi)à


“Kehidupan adalah 10% yang terjadi pada dirimu dan 90% sisanya adalah bagaimana kamu menghadapinya.”

Dan dialog jawaban yang diucapkan oleh Ianà
“Iya, sesungguhnya setiap manusia memang diberi kebebasan memilih. Memilih di persimpangan-persimpangan kecil atau besar dalam sebuah ‘Big Master Plan’ yang telah diberikan Tuhan kepada kita semenjak lahir. Jadi, semuanya ke masalah pilihan.”
-5 cm, page 265-266-
  •  Quotes yang tersirat dari kalimat Mas Donny sih kalo gue bilang, J à

“Semesta dan isinya tidak pernah mengajari bagaimana mereka berani mati di sini, tapi bagaimana mereka berani hidup”. (Nice message, ;))
-5 cm, page 313-
  • Surat dari Deniek buat Adrian, sahabatnya yang sumpah banyak message di dalamnya, yang bikin terharu dan bak menampar hati saya. Absolutely, the most important message isà


“Sebaik-baiknya manusia, adalah manusia yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain.”
-5 cm, page 322-
  •   Quotes yang meaningfull buat saya dari hasil diskusi ke-lima sahabat+Dinda (adiknya Arial), :p à


“Gue nggak mau nyerah… karena gue nggak bisa nyerah.”
-5 cm, page 361-
  •  The most lovable part of this novel, the reason of why Donny gives the title “5 cm”,Jà

“…Begitu juga dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar taruh di sini.” Ian membawa jari telunjuknya menggantung mengambang di depan keningnya…
“Kamu taruh di sini… jangan menempel di kening.
Biarkan…
dia…
menggantung…
mengambang…
5 centimeter…
di depan kening kamu…”
Dan juga dialog selanjutnya sampai penghabisan bab tersebut. Biar penasaran, baca sendiri yaa, :p
-5 cm, page 362-


Yak, itulah top 10 touching parts dari “5cm”. Masih ada banyak lagi sih part lain yang saya suka, hampir semuanya saya sukai malah. Meaningfull sih, :D Yang jelas, abis baca novel ini, kita jadi bisa lebih mengenal Semeru meski belum pernah ke sana, dan absolutely, ini bikin mupeng buat ndaki ke sana, :’ Mas Donny dengan lancarnya mampu menggambarkan keindahan Semeru, dengan puncak tertingginya, Mahameru. Dari sini juga, kita bisa sekelebat membaca kisah tentang mahasiswa era reformasi yang dengan demikian serasa menampar muka saya kalo sampai menyia-nyiakan perjuangan mereka, menodai sifat fungsional mahasiswa yang sesungguhnya. Dan yang nggak kalah penting, makna untuk mencintai tanah ibu pertiwi, Republik Indonesia, lebih,lebih dan lebih lagi. Intinya, novel ini akan mengusik ke-Indonesia-anmu jika kamu mampu menangkap dan meresapi makna yang tersirat dari novel ini. Novel ini mampu membangkitkan semangat kebangsaan, semangat ke-pemuda-an, semangat ke-manusia-an, semangat persahabatan, dan semangat semangat yang lain. Termasuk mengajarkan pada kita mengenai keharusan bermimpi. So meaningfull! Recommended pake banget kalo saya bilang! J

Dan yang paling luar biasa serta mengena adalah tentang bagaimana si penulis membuat saya mengerti dan percaya pada keajaiban, keajaiban yang bukan sembarang keajaiban tentunya. Namanya adalah…
“Keajaiban Tekad”…JJ
Yak,  we’re the driver, not a passanger in our life…


Kamis, 26 Juli 2012

Magang Magang Magang ,:p #partI

Uyeah, 26 Juli 2012, 09.30 WIB at ruang Penelitian dan Pengembangan RSUD *piiip*. Yak, lagi jobless di sini. Dan karena dapet bonus wifi, maka daripada jobless mending saya nge-share cerita magang di RS ini selama kurang lebih hampir empat hari. Tanggal 23 Juli 2012 kemarin, kami (re: Rifky Anindika a.k.a Rifky, Ni'mah Rahmawati N. a.k.a emak, Leli Rachmawati a.k.a mak Lel dan gueh) mulai magang di RSUD *piip* ini. Kenapa gueh nyensor namanya? Bukan, bukan berarti RSUD ini negative kok! Kita bangga malah punya RSUD ini di kampung halaman kami, :)) Jadi, nge-sensor cuman demi etiket doang, wkwkw. Tapi, ya emang sih, selayaknya produk buatan manusia yang dikelola juga oleh manusia, pasti ada plus minusnya, :)

Now, gue nggak mau ngebahas plus minus RS ini, karena emang yaa, gue sadar sesadar-sadarnya kalo ilmu gue belum memenuhi sepersekian persenpun untuk menuhin kapasitas jadi seorang kritikus. *Lol Jadi yaa, gue mau nge-share cerita sama genk magang gue aja sih, :p. Start from now on! Yak, setelah pontang pantiing berusaha nyari pihak pengurus magang-ers di rumah sakit di kota ini, nyari surat pengantar, bikin proposal, digantung sama keputusan buat diterima or ditolak, finally~ magang juga, :D. Pada hari Senin itu, akhirnya kita datang pukul 08.00 WIB. Emak, Rifky sama mak Lel sih~ gueh pukul 08.20 WIB, hehee. Gueh bukan telat, tapi emang nelat. Ya  gimana dong yaa~ Dipesenin buat dateng agak siangan sih sama pihak diklatnya. Cuman, karena harus ngurus administrasi lebih dulu, akhirnya gue putusin buat nge-jarkom anak-anak buat dateng jam 08.00 WIB. Udah gue sertakan juga kok kalo dipesenin buat dateng agak siangan sama pihak diklat. Jadi, perkara mereka dateng on time jam 08.00 WIB bukan perkara gue yaaa. *ketawa setan* :p.

Setelah pasukan lengkap *gue yang nglengkapin maksudnya, -,-*, then, kita langsung ngurus administrasi di loket pembayaran dan kemudian ke bagian diklat. Barulah kemudia kita dikasih dua buah surat jawaban, buat dekan kita dan ketua kelompok, serta selembar surat pengantar buat Kabag unit yang kita tuju. Dengan pesan lagi tentunya, bahwa Kabag tersebut sedang tidak di tempat, jadi nemuinnya agak siangan aja. *Nah kan!* Jadi abis dari Diklat, kita ngobrol ngalor ngidul dulu sampai sekiranya agak siang. Barulah ketika waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB, kita cuss ke bagian yang dituju. 

Bagian apasih, apasih? Bagian P3RM sodara~ Bagian Perencanaa, Penelitian, Pengembangan dan Rekam Medik. :) Kenapa kita milih bagian ini? ._. Entahlah~ Itu sih kayaknya karena bener-bener blank mau milih bagian apa karena kita bener-bener blank soal profil rumah sakit ini sebelumnya, hehe. Jadi, pas ngeliat website RS, kita buru-buru nentuin mau magang di bagian apa, mengingat dikejar waktu. Tapi bukan 100% tanpa alasan, melainkan ya memang dengan sedikit pertimbanganlah. Hehe~ Apa? Yakni bahwa awalnya, kita (re: mak Lel dan gueh) pengin magang di bagian administrasi atau managemen rumah sakit. Ya begitulah akhirnya, pilihan jatuh ndak jauh-jauh amat dari tujuan awal. Alhamdulillah~

Setelah sampai di lantai dua, akhirnya kita menuju ke bagian tersebut dan menemui Bu Dian Ariyani, kabag P3RM. Masih muda, cantik, dan ramah. Itu kesan pertama gue terhadap beliau. Kalem lagi. :)) Kemudian keluarlah keputusan untuk menaruh kaami di bagian Litbang dan RM. Jadi, genk magang gue dibagi lagi jadi dua kelompok. Entahlah kenapa cuma ditaruh di bagian ini, padahal di proposal sudah kami sertakan untuk magang di perencanaan juga. Emang nggak boleh atau ibunya ndak baca, yaa siapa yang tahu. *mengedikkan bahu, pasrah* Sebelum mutusin mbagi kelompoknya seperti apa, Bu Dian ngenalin kita ke Kasubag Litbang, yakni Bu Lilik. First meet sih, gue kirain agak galak, eh~ ternyata enggak kok! Dan dari pertemuan-pertemuan selanjutnya, gue percaya kalo orang ini adalah salah satu wonder woman. :) Gue dan mak Lel akhirnya nempatin Litbang, dan emak sama Rifky di bagian RM nya. Rifky udah diminta dibagian RM duluan sih~ Nah, rencananya kalo udah seminggu, kita bakal switch posisi. :)

Setelah itu, kita menuju ke kantor bagian masing-masing. Masih barengan dengan Bu Lilik tentunya, karena ternyata ya emang se-ruangan. Gue dan Mak Lel dikenalin sama seisi ruangan. Sadar sih gue, kita mungkin bisa dibilang "tamu gak diundang", karena ternyata sebelumnya ndak ada pemberitahuan kalo bakal ada mahasiswi yang magang di bagian tersebut. Tapi kemudian, seisi ruangan (re: Mas Amir, Mbak Linda, mas Zein, Mas Totok, dan Mbak Dian) welcome juga kok ternyata! Apalagi setelah Mas Totok sadar kalo kita se-almamater dengan beliaunya. Bukan se-almamater doang malah, karena beliaunya adalah S.KM, :)) Finally, kita malah banyak berinteraksinya sama beliau, termasuk nunggu kerjaan~ Dengan bertambahnya hari, gue tambah yakin dan berani berkomentar kalo S.KM itu emang beda, hampir serba bisa. :) #Feelproud

Hari pertama di Litbang--->>
Bisa dibilang JOBLESS. --'' Kenapa? Awalnya kita pikir sih ya karena emang jelas, kita baru, dan mereka baru tau. Baru tahu akan ada anak magang baru #apasih . Jadi mungkin mereka bingung juga mau kasih kita kerjaan apa, soalnya pasti mereka udah bagi-bagi tugas kan ya? #awalnya .

-to be continued-

Kamis, 12 Juli 2012

Tetralogi Tulungagung, Jogjakarta, Jakarta, dan Kediri.

tulungagung itu~ kota kelahiranmu. tempat dimana engkau dilahirkan dan dididik hingga bermetamorfosa menjadi pemuda yang siap terjun dan berjibaku dengan kerasnya dunia, ayah.

jogja itu~ kota permulaan. permulaan engkau mengawali berkenalan secara intens dg kerasnya hidup selepas jauh dr org tuamu, ayah.

jakarta itu~ kota permulaan sekaligus perjuangan. permulaan engkau mengarungi bahtera keluarga dan memperjuangkan kehidupan untuk keluarga kecilmu, ayah.

kediri itu~ kota kesekian, yag tak ku tahu apakah akan menjadi akhir. kota kesekian yang mengharuskanmu turun jabatan hanya demi menuruti keharusan istrimu, bundaku, untuk berbakti kepada kakek, selepas nenek tutup usia.

kau ajarkan kepadaku kesederhanaan. kau ajarkan kepadaku kebaikan. kau ajarkan kepadaku pilihan baik dan buruk. dan yang sangat berkesan ayah, kau ajarkan dan kenalkan aku pada Dzat yang Maha Segalanya, pemilik dunia seisinya, penetap jodoh, mati dan rejeki~

padamu ayah, aku alirkan kekuatan ekstraku yang mungkin tak seberapa ini, mengharap padamu, agar terus percaya dan berada di sisiku, selalu~

***

Denting jam menunjukkan pukul 21:50 WIB ketika saya memulai untuk menulis cerita ini. Have no activity, just wanna write about my father's stories. His name is Fanani. Have a title ,BcHk after his name cause he has been being a young bachelor of faculty of laws in Indonesian Islamic Universty a.k.a UII Jogjakarta. I have no specific aim when I write this stories. But I just wanna spread his positive spirit which always can inspiring me to the others.

Oke, kembali ke bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD meski akan saya lemah lembutkan bahasanya. Dan untuk menghormati beliau, kali ini saya tidak akan menggunakan bahasa slengehan seperti biasanya. :) Yup, baiklah, saya juga sadar, bahwa cerita ini mungkin tidak akan selengkap sejarah yang sesungguhnya, tapi saya hanya menuliskan beberapa part sejarah ayah saya yang patut untuk ditauladani oleh generasi muda, yang mungkin sedang mencari jati diri~ #apasih. Hahaa

Baiklah~ Start from Tulungagung!
Sebelumnya saya tuliskan kembali cuplikan tulisan yang di atas yaa.
"tulungagung itu~ kota kelahiranmu. tempat dimana engkau dilahirkan dan dididik hingga bermetamorfosa menjadi pemuda yang siap terjun dan berjibaku dengan kerasnya dunia, ayah."
Sekian dan terima kasih. #eeeh. Haha. Belum di start udah main penutupan aja, --' *toyor jidat diri sendiri* Yap! Beliau di lahirkan di kota Tulungagung, desa Karangrejo tepatnya, pada 10 Desember 1945. Itu juga katanya penulisan tanggal lahirnya gak tau bener apa enggak. Soalnya, yeah, as you know-lah gimana orang jaman dulu~ Of course, kakek saya yang bernama lengkap Mbah H. Tohir dan nenek saya, Mbah Siti ___ *lupa nama belakangnya, hehe. soalnya kebiasaan cuman manggil Mbah Ti aja sih :p *, belum terbiasa dengan sistim penulisan akta kelahiran. Harap maklumlah, 1945 means pemerintahan belum terbentuk dengan sempurna, masih memperjuangkan kemerdekaan yang sesungguhnya malah! *Eh, kalo memperjuangkan kemerdekaan yang sesungguhnya, sekarangpun masih sih...--*

Next! Begitulah~ Beliau dibesarkan dan dididik di kota Tulungagung dan terlahir sebagai kakak pertama dari  6 bersaudara. Tiga adik laki-laki dan dua adik perempuan. Oleh karena itu, nggak heran jika beliau harus mandiri se-mandiri mungkin sebagai seorang kakak. Apalagi, saat melahirkan beliau, usia kakek dan nenek masih cukup lumayan muda. Dan dengan demikian, beliaupun menjadi cucu pertama dari kakek dan nenek buyut saya. Saking pertamanya, bahkan usianya sebelas dua belas dengan usia adik dari kakek saya~ Berbekal itulah, beliau dekat dengan kakek dan neneknya, termasuk tante dan omnya. Dan waktu itu sih, bisa dibilang kakek dan nenek beliau adalah perintis di daerah tersebut. Jadi, bisa dibilang terhormatlah. Makanya, kemudia beliau punya skill buat berbicara ngalor-ngidul nggak peduli sama siapapun. Nah, skill ini yang nggak nurun di saya. --'

Oke, masa kecil Fanani muda bisa dibilang selayaknya pemuda-pemuda yang lain. Bahkan bisa dibilang cukup beruntung dibandingkan dengan anak lain jika dilihat dari sudut pandang pendidikan. Eittts... tapi ini juga nggak diperoleh dengan mudah oleh beliau. Butuh perjuangan kawan... :' Seingat saya dari cerita beliau yang nggak cuman satu dua, beliau mengenyam pendidikan setara sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Tulungagung, serta pendidikan setara sekolah menengah atas di Tulungagung sekaligus di Kediri. Saya tidak tau persis bagaimana ceritanya sistem pendidikan pada saat itu bisa membolehkan ayah saya untuk bersekolah di dua institusi, tapi faktanya, ini benar-benar terjadi. Dan seingat saya lagi, beliau mengambil pendidikan di dua sekolah tersebut dikarenakan takut tidak lulus ujian, yang katakanlah semacam ujian nasional pada saat sekarang ini. Jadi maksud beliau, ketika tidak lulus ujian di Kediri, harapannya bisa lulus ujian di Tulungagung. Ah entahlah, saya juga tidak habis pikir ~ Adik-adik beliaupun saat itu mengenyam pendidikan selayaknya pemuda pemudi yang lainnya kok. :)

Seiring berjalannya waktu, akhirnya tibalah saat ayah dihadapkan pada pilihan untuk melanjutkan sekolah kemana. Beliau adalah orang IPA, yang katanya, terpaksa masuk IPA karena waktu itu disuruh oleh guru yang merangkap sebagai guru bimbingan belajarnya. Beliau mengiyakan saja meski sebenarnya merasa tidak yakin dengan pilihan tersebut. Dan ya, ketika sudah berada di kelas IPA, beliau merasa kesulitan untuk menerima pelajaran yang benar-benar eksak. Bahkan, beliau sempat mengajak beberapa teman yang dirasakan senasib dengan beliau untuk pindah ke kelas IPS. Namun kemudian entah kenapa *lupa ceritanya*, akhirnyaa niat tersebut diurungkan sampai beliau akhirnya lulus dari kelas IPA tersebut. Hanya saja, akhirnya ketika kuliah, beliau tetap menjatuhkan pilihan pada dunia sosial. :')

Kakek dan nenek berhasil mendidik beliau untuk menjadi anak yang berbakti kalo menurutku. Jadi kakak yang baik untuk adik-adiknya, jadi suami yang baik untuk bundaku, jadi ayah yang baik bagiku dan kakak-kakakku, jadi tetangga yang baik, jadi saudara yang baik, baik, baik, dan baik. :)

*To be Continued*