Rabu, 12 September 2012

Notebook

Yang ada dihadapanku saat ini hanya seonggok notebook. Aku tak memujanya, namun terkadang aku hanya seolah olah tak bisa hidup tanpanya. Aku tak akan mati tanpa ia, namun sebagian dari diriku hanya akan hilang bersamanya. Dia sebagian dari aku karena aku berada di dalam dirinya. 

Aku suka berceloteh apapun, tentang siapapun dan bagaimanapun. Ia tak akan banyak omong saat aku mulai bercerita. Hanya mengerdip-ngerdipkan kursornya, atau terkadang mendengung, pertanda aku telah lama bercengkerama dengannya. Dan dia mampu menjaga rahasiaku.

Aku suka tulisan. Terkadang memahami sebuah buku terasa begitu mudah ketimbang memahami ucapan. Bagiku, dibalik sebuah ucapan, tersimpan ribuan makna. Kadang aku malas menyibakkan makna kamuflase itu. Dunia terasa terlihat begitu ambigu ketika makna-makna itu keluar satu persatu dan menuntutku menemukan jawaban yang benar diantara ribuan. Aku suka tulisan. Ia menuturkan satu persatu gambaran 'rasa' si empunya dengan gamblangnya. Dan aku benci ucapan. Yang terkadang diucapkan dengan mimik sedikit berbedapun mampu menipu.

Aku suka tulisan. Tulisan itu dibuat dari hasil pemikiran yang lebih berulang-ulang. Setidaknya, ketika ada salah satu kata yang salah dan kata itu masih dapat dihapuskan. Dan aku benci ucapan. Salah satu kata saja, sudah terlanjur, tak mungkin dicabut. Terkadang kata-kata yang disusun dalam tulisan dan ucapan sama. Namun, kata-kata dalam ucapan mampu 'membunuh' puluhan kali ketimbang tulisan. Ucapan adalah bahasa 'terjujur' yang muncul dari refleks yang begitu cepat. Sedang tulisan, meski bermakna sama dan dimaksudkan untuk menyinggung, ya itulah yang sebenarnya. Hasil dari pemikiran yang sedikit lebih berulang.

Aku suka menulis. Notebookku ini terkadang sampai lelah menemaniku menulis. Aku memang tak pandai menulis. Ya, aku tau. Tapi aku suka menulis. Tulisan mampu menyimpan 'rasa' meski hanya secuilnya. Tak apa. ~ 

Hanya saja, demi Allah, aku menyayangi mereka tak peduli seberapa bodohnya aku, seberapa rumitnya aku. Aku begitu menikmati dan menyukai mereka, ketika mereka bercengkerama di sekelilingku. Ya, otakku memang sedikit rumit. Dan bahkan terkadang hal yang sepele pun mampu dibuatnya rumit hingga terkadang aku dibuatnya tertawa sendiri kala menyadarinya. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar