Jumat, 08 Agustus 2014

Cemburu (?)

Tak kukenal apa nama rasa ini, dahulu, pun kini. Yang kutahu hanyalah bahwa aku meng-iri-i orang-orang disekitarmu. Bagaimana mereka bisa dekat denganmu, mungkin dalam separuh hari, seperempat, pun hanya 5 menit dalam setiap harimu. Sedangkan aku? Tidak sama sekali.

Aku mungkin tidak mengetahui siapa dan sedang dimana kamu. Bahkan bisa jadi engkau tidak berada di dunia, sebab Allah memang mengatakan bahwa tiap-tiap manusia pasti diciptakan-Nya berpasangan, namun tidak mengatakan bahwa setiap pasangan itu pasti bertemu di dunia. Tapi tetap saja, tiap-tiap dari manusia pasti mengharapkan untuk mendapat kesempatan dipertemukan dengan masing-masing belahan jiwanya di dunia.

Dan karena ketidak tahuanku itulah, aku meng-iri-i tiap-tiap yang dekat denganmu. Bahkan meski itu sekedar udara yang kau hembus. Sekali lagi, sebab aku tidak tahu siapa kamu. Jika bumi berotasi dalam sehari sebanyak 24 jam, tak sedetikpun dari 24 jam itu yang mendekatkanku denganmu. Bagaimana bisa aku tidak iri kepada udara yang tiap saat selalu kau hembus?

Kepada udara, dan berpasang-pasang mata yang melihatmu tertawa, kepada kumandang adzan yang tiap 5 kali sehari selalu kau dengar (semoga), kepada lantai tempatmu bersujud kepada-Nya, dan orang-orang di sisi samping kiri kananmu yang kau jabat tangannya selepas engkau tunaikan kewajiban, serta seluruh perihal yang menyertai dalam keseharianmu, mengisi 24 jam-mu. Aku meng-iri-i kesemuanya.

Inikah cemburu (?)
Jikapun ia, biarlah begitu. Tak apa meski aku masih menerkamu. Sebab (mungkin) ini belum waktu yang tepat. Dan biar aku menerka tiap-tiap kebaikan yang engkau perbuat, sebab dengan begitu aku pun akan berusaha memperbaiki diri. Ada yang bilang, bahwa tiap-tiap dari yang sepasang adalah berfungsi untuk menyeimbangkan. Biar aku menerka, dan biar aku yang menganggap bahwa kita belum seimbang, sehingga belum bisa menjadi sepasang. Buat apa menjadi sepasang, jika tidak bisa menyeimbangkan. Jika sebelah sayap akan menjadi beban bagi yang lain, bagaimana mungkin burung bisa terbang?
Biarlah aku menganggap begitu, terlepas dari benar atau salah. Jika pun anggapanku salah, namun jika bisa menjadikanku lebih baik, kenapa tidak bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar