Sabtu, 09 Agustus 2014

Karena rasa malu berlebih sama tidak baiknya dengan hal-hal berlebih yang lain. Seperti malu mengungkapkan rasa sayang, kepada Ayah, kepada Ibu, kepada Kakak.Terkadang kata kebiasaan menjadi kedok. Lalu beralasan bahwa tanpa ungkapan sayang dengan kata-kata pun kita sudah saling tahu satu sama lain. Katanya rasa sayang tidak harus diungkapkan dengan kata-kata. Katanya, rasa sayang ya rasa sayang, cukup dirasakan. Berjalan 22 tahun lebih, dan kini saya mulai meragu. Saya percaya bahwa kasih sayang mereka tiada tara, meski tanpa kata-kata. Perbuatannya, cukup menggambarkan itu. Namun bagaimana dengan rasa sayang seorang anak kepada mereka? Apakah juga tersampaikan meski tanpa kata-kata? Dan apakah tiap-tiap perbuatan yang seringkali membuat sakit hati juga tetap membuat mereka masih percaya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar