Rabu, 23 April 2014

Seperti Dulu

Namanya Muhammad Abi Ya'la, kakak kelasku saat aku masih duduk di bangku SMA. Aku mengenalnya karena dia salah satu anggota OSIS dan menjadi panitia orientasi penerimaan siswa/i baru. Karakternya tegas, berwibawa, tapi lembut. Dan satu lagi yang kusuka dari dia, dia bukanlah tipe laki-laki yang suka bermain perempuan seperti teman lain seusianya. Tahu darimana? Ah, lagu lama... Saat jaman dulu, aku tentulah masih seperti remaja yang lain, yang suka bergosip, dan ingin mencari tahu segala sesuatu tentang orang yang dikagumi. Termasuk, Mas Abi. Ya, Mas Abi, begitulah aku memanggilnya dulu.

Awalnya hanya ingin iseng. Tapi berlanjut, hingga aku benar-benar mengagumi sosoknya, sampai sekarang. Dulu waktu masih remaja, aku sama seperti beberapa gadis remaja lain, yang berani bergerak untuk mendekati siapa laki-laki yang disuka. Dan itulah mengapa kini aku tak hanya sekedar 'mengenal' Mas Abi, tapi benar-benar mengenal, seperti kakak-adik malah. Mas Abi baik, tidak marah atau menjauh saat dulu aku begitu ingin mengenal dan mencoba mendekatinya. Dulu bahkan aku sempat mengutarakan perasaan sukaku kepadanya. Iya, pernah, sekali.

Diterima? Tidak, ditolak. Ya, ditolak dengan caranya yang sangat halus dan aku tahu pasti bahwa dia tidak pernah bermaksud menyakiti sedikitpun. Dan itu terakhir kalinya aku mendekatinya dengan cara yang sangat tidak bijaksana, sebab dari jawabannya, kini aku tahu, dan malu dengan caraku yang pernah kulakukan dulu, terhadapnya. Lalu bagaimana kelanjutannya? Sejak Mas Abi yang berada di dua tingkat di atasku itu lulus, kami sempat hilang kontak. Tetapi tidak lantas aku lupa padanya. Sebab semenjak ditolak saat itu, dan mendengar tiap-tiap perkataannya, justru aku semakin yakin, bahwa aku sedang jatuh cinta pada sosok yang luar biasa.

Lalu waktu itu kusebut sebagai 'jeda'. Aku berusaha memantaskan diri saat kami tidak lagi berdekatan walau hanya sekedar dekat di lingkungan sekolah. Aku memperbaiki diri, baik dalam hal akademis maupun dalam hal yang lebih penting lagi, perilaku dan 'isi' di dalam diriku. Semuanya berusaha kuperbaiki. Bukan... bukan hanya sekedar demi Mas Abi. Melainkan aku tahu bahwa itu baik untuk diriku sendiri.

Dan tepat 2 tahun setelah kelulusanku, yang itu berarti setahun yang lalu, kami bertemu lagi. Dia tetap menjadi Mas Abi yang aku kenal dulu. Yang berubah hanyalah perawakannya yang kini jauh terlihat lebih berwibawa. Saat itu, aku tahu bahwa aku masih menyayangi Mas Abi. Tapi aku tak lagi se-berani atau semaunya sendiri seperti yang dulu. Aku menyayangi Mas Abi, tapi tidak lagi menunjukkannya dengan vulgar seperti dulu. Meski begitu aku tahu, bahwa dia juga tahu bahwa aku masih menyukainya, seperti dulu. 

Dua hari yang lalu, Mas Abi datang kepadaku. Lalu dia mengutarakan maksud kedatangannya kepadaku. Aku tertegun mendengar ucapannya yang sembari mengeluarkan sebuah kotak cincin berbentuk hati. Ditawarkannya sebuah cincin manis yang berada di dalamnya kepadaku. Menanyakan apakah aku bersedia mengenakannya di jari manisku beberapa bulan lagi, di depan penghulu, jika aku mau. Kali ini, aku tidak tahu dia tahu perasaanku atau tidak. Yang aku tahu, aku sangat bahagia sekali waktu itu. Ah, tiba juga akhirnya! Kini bukan aku yang memintanya menjadi pendampingku, melainkan ia yang memintaku. Aku tersenyum, dan mengiyakan.

Tahu apa yang dia katakan saat dulu ia menolakku? Sederhana. Ia hanya berkata, " Aku masih belum bisa menerima satupun wanita di dalam hidupku, Kalila. Dan aku tidak ingin mencoba-coba apa yang seharusnya tidak kucoba. Kamu masih sangat muda, begitupun dengan aku, dan banyak yang masih harus kita pelajari. Mari belajar banyak hal dulu. Pasti ada banyak hal yang jauh menyenangkan dari sekedar mengikat hubungan di usia muda bukan? Apalagi untuk sekedar main-main. Masih ada banyak hal yang harus diperbaiki, mari kita bersama-sama memperbaiki diri terlebih dahulu. Satu lagi, kamu terlalu terhormat untuk meminta seorang lelaki menjadi pendampingmu Lila. Suatu hari nanti, biarkan ia yang benar-benar serius datang kepadamu dan memintamu menjadi pendampingnya".  

Teruntuk #FF2in1 yang telat dikirimkan~ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar