Minggu, 15 Desember 2013

Kotak Kaca

Kusebut batas-batas transparan ini sebagai kotak kaca. Mereka tak terlihat, persis seperti kaca yang tembus pandang. Mereka mengotak-i-ku. Aku bisa melihat dunia dari dalam, dan dunia bisa melihat aku dari luar. Kami saling melihat, namun batas tetaplah batas. Kusebut itu kebebasan, jika aku bisa terlepas dari kotak kaca dan merengkuh dunia. Aku ingin menjejak pada kebebasan, berkunjung pada belahan dunia bagian manapun yang ingin kukunjungi. Aku ingin berdiri tepat pada bekas batas kotak kaca, ingin kupecahkan sampai tak bersisa. Aku ingin tertawa di atasnya dan berucap, "Lihat? Aku mampu menghancurkanmu meski tanganku berlumur darah, meski tenagaku bahkan terkuras habis". Sebab yang akan aku dapat ketika menghancurkannya jauh lebih besar dari upaya dan resiko yang akan kutanggung ketika memecah kaca hingga berdarah-darah.  Sebab yang akan kutemui adalah kebebasan dan sentuhan-sentuhan nyata yang tak lagi berbataskan sekat. Aku, ingin, menjumpai kebebasan. Aku, ingin menjumpai kenyataan, bahwa aku, bebas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar