Rabu, 01 Januari 2014

Tahun Memperjuangkan Pergantian Status!

Detik-detik terakhir menjelang 2014. Sebelum mematrikan resolusi untuk tahun 2014 dalam bentuk tulisan, ada baiknya mungkin kalau melakukan kilas balik untuk tahun 2013, hitung-hitung saying good bye lah yaa.. Oke, 2013 means a lot. Bagi saya yang mahasiswi tingkat akhir di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UA) ini, 2013 itu berharga, the last year untuk bersenang-senang di kampus, right? 2013, penghuni kelas sejumlah 91 orang, dengan saya sebagai salah satu diantaranya, semakin kompak. 91 penghuni kelas yang berjuluk Begajulers ini semakin seperti keluarga, semakin menggila, semakin luar biasa. Iya, saya berada di kelas yang luar biasa, di kelas yang InshaAllah akan menjadi legenda. Legenda sebagai pemenang kompetisi antar kelas yang kami sebut sebagai Kompetisi Dekan Cup FKM UA. Mengapa? Sebab dari empat tahun kami berada di sini, empat kali mengikuti kompetisi, dan tiga di antaranya selalu menjadi Best Class. Termasuk, di tahun 2013 ini. Bangga dan berbahagia, tentu saja.
2013 means pengharapan dan perwujudan. Banyak pengharapan di awal tahun, yang ya, saya menyebutnya sebagai resolusi tahun 2013. Banyak pengharapan, banyak usaha mewujudkan, banyak yang terealisasikan, dan banyak pula yang belum memiliki kesempatan untuk diwujudkan. Salah satu di antaranya adalah keinginan untuk menjejakkan kaki di beberapa tempat istimewa di Pulau Jawa. Beberapa di antaranya sudah terjejak. Malang, Pacitan, Trenggalek, Banyuwangi, dan Probolinggo.Terwujud. Pantai, gunung, kawah, semuanya luar biasa. Dan salah satu tujuan yang teristimewa adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Sekalipun hanya mampu menjejak hingga Kalimati, namun mencoba saja sudah luar biasa bagi saya. Sama halnya dengan hanya mampu menjejak Semeru hingga Kalimati, padahal resolusi pada awal tahun 2013 adalah mencapai Mahameru, demikian pulalah dengan resolusi yang lain. Merencanakan resolusi, berusaha mewujudkan, dan beberapa pupus di tengah jalan. Namun tak apa, mari mengulang membuat resolusi untuk tahun 2014. Yang jelas, 2013 means a lot!
            Untuk 2014 yang sebentar lagi hadir, saya tidak jera untuk menggantungkan puluhan harapan lagi. Bertumpuk. Yang paling pertama dan utama, sebab saya adalah mahasiswa tingkat akhir, maka menjadi sarjana S.KM merupakan resolusi terbesar. Dengan demikian, semoga proses pengerjaan tugas akhir saya lancar hingga sampai pada acara kelulusan. Toga di kepala, jubah hitam menjuntai, juga medali dari Universitas Airlangga tercinta. Selanjutnya, tidak muluk-muluk, sama halnya dengan lulusan sarjana yang lain, resolusi saya di tahun 2014 adalah mendapatkan kerja. Dan sebuah resolusi sebisanya sempurna, sebisanya sebaik mungkin bukan? Maka saya ingin mendapatkan kerja di bidang yang sesuai dengan bidang saya, bidang kesehatan. Hanya saja, kali ini saya ingin mengabdikan diri untuk masyarakat di luar Jawa. Oh, dan sejatinya saya ingin bekerja sebagai semacam peneliti di bidang kesehatan. Dan iya, saya ingin keliling Indonesia. Saya suka masyarakat, dan saya suka keindahan alam Indonesia, maka saya tidak ingin hanya berdiam di Pulau Jawa. J Resolusi? Iya, saya beresolusi untuk menjadikan keliling Indonesia sebagai sebuah pekerjaan dengan menjadi peneliti di bidang kesehatan.
            Resolusi ketiga, meningkatkan kebaikan diri, tentu saja. Ibadah yang sempat melemah, kedisiplinan yang sempat melonggar. Harus dikuatkan dan diperkencang. Ah, jika untuk kebaikan diri, maka saya juga ingin belajar memasak, banyak membaca, membuka wawasan dan cakrawala. Untuk itu, S-2 juga menjadi target saya selanjutnya. Jika mendapat kesempatan, luar negeri akan sangat menyenangkan dan ya, itu impian saya sedari dulu. Menimba ilmu di negeri orang, untuk kemudian kembali ke negeri sendiri dan mengamalkannya. Maka untuk meraihnya, saya akan mencoba untuk mendaftarkan diri pada program-program beasiswa S-2 ke luar negeri, meski harus berulang-ulang, sampai bisa. Oh iya, menguasai bahasa internasional juga merupakan salah satu cara untuk meraih resolusi ini. Luar negeri memang terlihat ‘berkilau’, namun demikian, negeri sendiri bukan berarti tidak berkualitas, hanya saja, memang harus diakui bahwa masih ada banyak hal yang perlu diambil sebagai contoh untuk diadopsi dari luar sana.
            Resolusi berikutnya, menulis buku. Bisa menyelesaikan suatu buku itu adalah salah satu keinginan yang terbesar. Resolusi tahun-tahun sebelumnya yang tertunda dalam perealisasiannya. Saya suka menulis. Tapi menulis itu memang tidak gampang, apalagi membuat tulisan yang bermakna. Sejauh ini yang saya buat hanya tulisan-tulisan random, entah di tumblr, entah di blog, di twitter, di kertas, di media apa saja yang ada di dekat saya saat saya ingin menulis. Iya, semuanya jadi korban ke-random-an saya, haha. Nah, kali ini, saya ingin menulis yang lebih terstruktur dalam format yang lebih bermanfaat, buku. Caranya? Mungkin dengan mengumpulkan tulisan-tulisan random yang dulu, lalu dikembangkan dan lebih disempurnakan lagi agar layak dibaca oleh khalayak. Semoga terlaksana.
            Resolusi yang lain, ingin membuat bussiness saya sendiri. Seorang dosen senior dari kampus kesayangan saya pernah berkata, bahwa jika ingin menjadi sukses dalam hal materi, maka tidak cukup hanya menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Bahwa menjadi seorang PNS bukanlah sebuah pekerjaan yang harus terus dipertahankan dan diutamakan, melainkan dijadikan cadangan atau mungkin sebagai batu loncatan. Dan iya, saya terinspirasi. Enterpreneurship bahasa kerennya. Tidak hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri, melainkan juga untuk membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. Kali ini saya tertarik dengan dunia perdagangan. Busana wanita muslim terutama. Saya sudah memulai di tahun 2013, dan semoga semakin berkembang di tahun 2014. Lebih dari itu? Sebenarnya saya interest dengan dunia ini. Tidak sesuai dengan bidang saya? Iya, memang, tapi ini juga merupakan batu loncatan. Tujuan saya selanjutnya, saya ingin membangun rumah sakit milik saya sendiri. Semoga, segera.
      Resolusi selanjutnya, mungkin bukan yang terakhir, sebab masih banyak pengharapan yang lain, namun yang terpenting untuk disampaikan adalah resolusi membahagiakan orang tua. Dengan cara apa? Dengan berusaha mewujudkan resolusi saya sebelumnya, tentu saja. Yang jelas, tahun 2014 adalah tahun perjuangan, tahun baru untuk menempuh hidup baru. Dunia yang baru, yang lebih keras, namun pasti bisa dilembutkan jika saya berusaha dengan lebih keras. Terakhir, intinya 2014 harus memperjuangkan pergantian status. Status mahasiswi menjadi sarjana, status pengangguran menjadi penduduk yang produktif, serta status-status lain yang kiranya perlu untuk diganti. Welcome, 2014. J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar